Saling Serang PDIP-Demokrat Dalam Kasus Perusakan Atribut Partai
Jelajahnews.com, - - - Perusakan ribuan atribut Partai Demokrat mulai bendera,
poster, dan baliho berbuntut saling serang antara PDIP dengan Demokrat,
setelah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief berujar
perusakan ini adalah pesanan kader PDIP.
Munculnya PDIP dalam kasus perusakan atribut kampanye partainya
berdasarkan pengakuan salah satu pelaku yang berhasil tertangkap.
Adapun pelaku yang ditangkap basah oleh DPC Partai Demokrat itu mengaku telah disuruh oleh PDIP untuk merusak atribut kampanye.
Dalam kesempatan itu, pelaku juga mengaku memiliki rekan sekitar 35 orang untuk melancarkan aksi yang masuk dalam kategori pidana pemilu itu.
Apalagi aksi vandalis ini bertepatan dengan kedatangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi Widodo pada hari yang sama.
SBY, Presiden ke-6 Indonesia sekaligus Ketua Umum Demokrat, datang dalam rangka pelantikan pengurus DPC Partai Demokrat se-Provinsi Riau. Sementara Jokowi, Presiden ke-7 Indonesia yang juga kader PDIP, datang untuk menghadiri beberapa acara.
Pernyataan keras pun keluar dari SBY sendiri. Ketika melihat sendiri atribut-atribut itu tergeletak begitu saja di trotoar hingga selokan, SBY geleng-geleng kepala. Kepada wartawan, ia pun menyinggung Jokowi, tapi bukan dalam rangka menuduh.
"Saya ini bukan capres, saya tidak berkompetisi dengan bapak presiden Jokowi. Yang bertarung itu Pak Prabowo dan Pak Jokowi," ujar SBY
Sebagai pihak yang dituduh terlibat perusakan, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyano secara tegas membantah berbagai tuduhan tersebut.
"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kita dituduh kader PDIP ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDIP," papar Hasto.
Bahkan Hasto menyinggung bus ekslusif SBY ketika melintas kandang banteng juga tidak pernah mengalami kejadian apa-apa.
"Ketika bus kampanye Demokrat yang eksklusif, lux dan mahal melintas di wilayah yang menjadi basis PDIP pun semua aman-aman saja. Apalagi di Riau," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, pelaku juga mengaku memiliki rekan sekitar 35 orang untuk melancarkan aksi yang masuk dalam kategori pidana pemilu itu.
Apalagi aksi vandalis ini bertepatan dengan kedatangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi Widodo pada hari yang sama.
SBY, Presiden ke-6 Indonesia sekaligus Ketua Umum Demokrat, datang dalam rangka pelantikan pengurus DPC Partai Demokrat se-Provinsi Riau. Sementara Jokowi, Presiden ke-7 Indonesia yang juga kader PDIP, datang untuk menghadiri beberapa acara.
Pernyataan keras pun keluar dari SBY sendiri. Ketika melihat sendiri atribut-atribut itu tergeletak begitu saja di trotoar hingga selokan, SBY geleng-geleng kepala. Kepada wartawan, ia pun menyinggung Jokowi, tapi bukan dalam rangka menuduh.
"Saya ini bukan capres, saya tidak berkompetisi dengan bapak presiden Jokowi. Yang bertarung itu Pak Prabowo dan Pak Jokowi," ujar SBY
Sebagai pihak yang dituduh terlibat perusakan, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyano secara tegas membantah berbagai tuduhan tersebut.
"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kita dituduh kader PDIP ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDIP," papar Hasto.
Bahkan Hasto menyinggung bus ekslusif SBY ketika melintas kandang banteng juga tidak pernah mengalami kejadian apa-apa.
"Ketika bus kampanye Demokrat yang eksklusif, lux dan mahal melintas di wilayah yang menjadi basis PDIP pun semua aman-aman saja. Apalagi di Riau," tegasnya.
# RMOL.co
No comments