Dampak Covid-19 Dirasakan Perhotelan dan Industri Pariwisata di Padang
JELAJAHNEWS.COM, (Padang) - - -
Dampak wabah Covid-19 membuat industri pariwisata “tengkurap”. Kota Padang menutup dua objek wisata andalan, sementara tingkat hunian hotel drastis anjlok.
“Wabah virus corona membawa dampak terhadap perekonomian dan industri pariwisata. Kondisi ini sama – sama kita rasakan. Tidak saja di Kota Padang, ” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian saat meninjau kondisi hunian di beberapa hotel, Jumat (27/03/2020).
Beberapa hotel yang dimonitor, yaitu Hotel Pangeran Beach, Hotel Mercure, Hotel Grand Inna Padang dan Hotel Kyriad Bumi Minang. Arfian didampingi Kabid Pemasaran Pariwisata Otto Sarbi Damanik mendapati keempat hotel tersebut sepi penginap.
“Dari keempat hotel yang dikunjungi, kami dapati sepi. Dari keterangan manajemen hotel, dalam sepekan terakhir, rata – rata tingkat hunian hanya 15 persen, ” ujar Arfian.
Menurutnya, pihak hotel menyadari kondisi sekarang yang tengah menghadapi pandemi Covid-19. Pihak hotel turut mendukung pemerintah dalam menanggulangi wabah global ini. Di antaranya menjalani prosedur khusus bagi tamu, mulai dari pengecekan suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer sampai melakukan penyemprotan disinfektan.
“Pihak hotel memahami kondisi sekarang. Mereka menyatakan turut bersama – sama dengan pemerintah mengatasi wabah virus corona, ” ujar Arfian.
Hanya dengan kondisi sekarang, pihak hotel cukup berat beban operasionalnya. Akibatnya, manajemen terpaksa melakukan efisiensi ketat termasuk merumahkan beberapa karyawan harian dan kontrak.
“Beban operasional semakin berat karena hunian sepi, manajemen menyiasati dengan melakukan efesiensi ketat, ” kata dia.
Hal itu disadari, kata Kadis, saat ini Kota Padang sudah KLB Covid-19. Pengawasan ketat dilakukan, diterapkan social distancing dan perhelatan besar ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Tentu berdampak terhadap semua sektor.
“Kita sadari, saat ini kita KLB Covid-19 sehingga dilakukan pengawasan ketat, social distancing serta menunda event, ” ulasnya.
Adapun, aspirasi dari manajemen hotel yang diwakilkan melalui Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengharapkan ada langkah dari pemerintah daerah maupun pusat. Langkah itu berupa kebijakan meringankan beban pajak, atau meninjau abonemen bea listrik oleh PLN.
“Keluhan dari perhotelan ini termasuk dampak ekonomi yang timbul akibat wabah Covid-19. Hal ini akan kita sampaikan kepada pimpinan dalam rapat pembahasan terkait hal tersebut, ” tutur Arfian.
Arfian berharap, virus corona cepat berlalu dan Kota Padang tidak mengalami penyebaran dan dampak yang parah.
“Mudah-mudahan corona cepat berlalu dan Kota Padang normal kembali, “imbuhnya.
Dampak wabah Covid-19 membuat industri pariwisata “tengkurap”. Kota Padang menutup dua objek wisata andalan, sementara tingkat hunian hotel drastis anjlok.
“Wabah virus corona membawa dampak terhadap perekonomian dan industri pariwisata. Kondisi ini sama – sama kita rasakan. Tidak saja di Kota Padang, ” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian saat meninjau kondisi hunian di beberapa hotel, Jumat (27/03/2020).
Beberapa hotel yang dimonitor, yaitu Hotel Pangeran Beach, Hotel Mercure, Hotel Grand Inna Padang dan Hotel Kyriad Bumi Minang. Arfian didampingi Kabid Pemasaran Pariwisata Otto Sarbi Damanik mendapati keempat hotel tersebut sepi penginap.
“Dari keempat hotel yang dikunjungi, kami dapati sepi. Dari keterangan manajemen hotel, dalam sepekan terakhir, rata – rata tingkat hunian hanya 15 persen, ” ujar Arfian.
Menurutnya, pihak hotel menyadari kondisi sekarang yang tengah menghadapi pandemi Covid-19. Pihak hotel turut mendukung pemerintah dalam menanggulangi wabah global ini. Di antaranya menjalani prosedur khusus bagi tamu, mulai dari pengecekan suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer sampai melakukan penyemprotan disinfektan.
“Pihak hotel memahami kondisi sekarang. Mereka menyatakan turut bersama – sama dengan pemerintah mengatasi wabah virus corona, ” ujar Arfian.
Hanya dengan kondisi sekarang, pihak hotel cukup berat beban operasionalnya. Akibatnya, manajemen terpaksa melakukan efisiensi ketat termasuk merumahkan beberapa karyawan harian dan kontrak.
“Beban operasional semakin berat karena hunian sepi, manajemen menyiasati dengan melakukan efesiensi ketat, ” kata dia.
Hal itu disadari, kata Kadis, saat ini Kota Padang sudah KLB Covid-19. Pengawasan ketat dilakukan, diterapkan social distancing dan perhelatan besar ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Tentu berdampak terhadap semua sektor.
“Kita sadari, saat ini kita KLB Covid-19 sehingga dilakukan pengawasan ketat, social distancing serta menunda event, ” ulasnya.
Adapun, aspirasi dari manajemen hotel yang diwakilkan melalui Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengharapkan ada langkah dari pemerintah daerah maupun pusat. Langkah itu berupa kebijakan meringankan beban pajak, atau meninjau abonemen bea listrik oleh PLN.
“Keluhan dari perhotelan ini termasuk dampak ekonomi yang timbul akibat wabah Covid-19. Hal ini akan kita sampaikan kepada pimpinan dalam rapat pembahasan terkait hal tersebut, ” tutur Arfian.
Arfian berharap, virus corona cepat berlalu dan Kota Padang tidak mengalami penyebaran dan dampak yang parah.
“Mudah-mudahan corona cepat berlalu dan Kota Padang normal kembali, “imbuhnya.
# Wik | ydt / taf ch
No comments