Ketua PWI Sumbar Dan Ketua AWAK Kecam Tindakan Intimidasi pada Wartawan
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sumatera Barat H. Heranof Firdaus.
JELAJAHNEWS.COM, (Padang) - - -
JELAJAHNEWS.COM, (Padang) - - -
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sumatera Barat H.
Heranof Firdaus, mengecam intimidasi yang dialami wartawan saat
menjalankan tugas Jurnalistik, seperti hal yang dialami oleh 2 (dua)
orang wartawan saat menjalankan kontrol sossial pada pekerjaan proyek
drainase milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota
Padang, Bidang PSDA.
"Sepanjang wartawan tersebut menjalankan tugas jurnalistik, kami
mengecam pelaku kekerasan dan intimidasi terhadap 2 (dua) orang wartawan
Online yang sedang bertugas. Intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis
tidak dibenarkan," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Provinsi Sumatera Barat H. Heranof Firdaus (Selasa, 7/4).
Heranof juga menambahkan, wartawan dalam menjalankan Tugas Jurnalistik
dilindungi oleh UU no.40 tahun 1999 tentang Pers. Pelaku Intimidasi
dapat dituntut secara hukum, karena telah menghalang-halangi tugas
wartawan seperti diatur pada pasal18 (1), Setiap orang yang secara
melawan hukum dengan sengaja
melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi
pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah), ujarnya.
Sementara itu Senada dengan Ketua PWI Sumbar, melalui via ponsel, Ismael
Novendra Ketua Harian AWAK (Aliansi Wartawan Anti Kriminal) yang di
hubungi media ini mengatakan, " Awak mengutuk perilaku yang melakukan
intimidasi serta kekerasan terhadap wartwan yang sedang melakukan tugas
Jurnalistik,"katanya geram.
Ismael Novendra juga mengatakan, Awak akan menindak lanjuti kasus ini
sampai tuntas, dan mengharapkan para penegak hukum proaktif dalam
menindaklanjutinya, ucapnya.
"Kami mengutuk pelaku
kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang bertugas. Kekerasan
kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
"Kami mengutuk pelaku
kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang bertugas. Kekerasan
kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
"Kami mengutuk pelaku
kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang bertugas. Kekerasan
kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
"Kami mengutuk pelaku
kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang bertugas. Kekerasan
kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
"Kami mengutuk pelaku kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang
bertugas. Kekerasan kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
"Kami mengutuk pelaku kekerasan terhadap dua jurnalis foto yang sedang
bertugas. Kekerasan kepada jurnalis tidak dibenarkan," kata Ketua PWI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PWI Karawang Mengutuk Penganiayaan 2 Fotografer yang Diduga Dilakukan Anggota Polisi Saat "May Day" di Bandung", https://pontianak.kompas.com/read/2019/05/02/11282521/pwi-karawang-mengutuk-penganiayaan-2-fotografer-yang-diduga-dilakukan.
Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan
Editor : David Oliver Purba
Kronologis kejadian :
Seperti yang dilansir oleh www.mitrarakyat.com,
Diduga tidak terima pekerjaan nya dikoreksi, seorang kapala tukang di
proyek yang menggunakan anggaran daerah "meradang" menghina bahkan
hampir pukul wartawan. Ini terjadi di proyek drainase milik Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Padang, Bidang PSDA.
Ialah "IS" seorang kepala tukang dipekerjaan drainase yang berlokasi dijalan Lubuk Bayu, Kecamatan Nanggalo, Padang. Saat dikonfirmasi terkait pekerjaan yang dilakukan oleh media, bukannya menjawab malahan "IS" memaki-maki awak media sampai hampir melakukan pemukulan, Sabtu(04/04) dilokasi pekerjaan.
Is melontarkan kata caci maki kepada awak media online Joernalandalas.com dan mitra rakyat.com. Terindikasi " IS" menghalangi-halangi wartawan dalam mencari berita. Malah kepala tukang tersebut berupaya mengajak seluruh anggota nya untuk memukul wartawan yang mencari informasi ini.
Kemudian terlontar dari mulut kepala tukang untuk mengadukan wartawan kepada salah satu oknum Polisi Militer(PM) seraya menelponnya. Tidak lama kemudian "IS" sebagai kepala tukan bergegas meninggalkan awak media.
Saat kejadian disaksikan beberpa pekerja dan warga yang mengaku sebagai ketua kelompok dari masyarakat yang namanya tidak diketahui.
Waktu dikonfirmasi kepada Mike wartawan sebagai korban kekerasan mengatakan, " akan melaporkan kepala tukang itu, juga dinas terkait atas perlakuan yang diterimanya", kata Mike, setelah kejadian.
Kuat dugaan pekerjaan ini bermasalah karena tidak sesuai spesifikasi teknis dan aturan pada pelaksanaannya, sebab, itu kepala tukang merasa kepanasan saat dikonfirmasi, sebutnya.
Tidak ada satupun stokeholders yang berkompeten berada dilokasi, dari Kontraktor pelaksana lapangan, konsultan pengawas, dan PPTK kegiatan. Bahkan informasi untuk masyarakat sekitar pun terkesan sengaja ditutupi, sebab tidak ditemukan keberdaaan papan nama proyek dilokasi pekerjaan.
Ialah "IS" seorang kepala tukang dipekerjaan drainase yang berlokasi dijalan Lubuk Bayu, Kecamatan Nanggalo, Padang. Saat dikonfirmasi terkait pekerjaan yang dilakukan oleh media, bukannya menjawab malahan "IS" memaki-maki awak media sampai hampir melakukan pemukulan, Sabtu(04/04) dilokasi pekerjaan.
Is melontarkan kata caci maki kepada awak media online Joernalandalas.com dan mitra rakyat.com. Terindikasi " IS" menghalangi-halangi wartawan dalam mencari berita. Malah kepala tukang tersebut berupaya mengajak seluruh anggota nya untuk memukul wartawan yang mencari informasi ini.
Kemudian terlontar dari mulut kepala tukang untuk mengadukan wartawan kepada salah satu oknum Polisi Militer(PM) seraya menelponnya. Tidak lama kemudian "IS" sebagai kepala tukan bergegas meninggalkan awak media.
Saat kejadian disaksikan beberpa pekerja dan warga yang mengaku sebagai ketua kelompok dari masyarakat yang namanya tidak diketahui.
Waktu dikonfirmasi kepada Mike wartawan sebagai korban kekerasan mengatakan, " akan melaporkan kepala tukang itu, juga dinas terkait atas perlakuan yang diterimanya", kata Mike, setelah kejadian.
Kuat dugaan pekerjaan ini bermasalah karena tidak sesuai spesifikasi teknis dan aturan pada pelaksanaannya, sebab, itu kepala tukang merasa kepanasan saat dikonfirmasi, sebutnya.
Tidak ada satupun stokeholders yang berkompeten berada dilokasi, dari Kontraktor pelaksana lapangan, konsultan pengawas, dan PPTK kegiatan. Bahkan informasi untuk masyarakat sekitar pun terkesan sengaja ditutupi, sebab tidak ditemukan keberdaaan papan nama proyek dilokasi pekerjaan.
# Wik
No comments