ISI Padang Panjang Gelar Dies Natalis 56, Menuju Era Revolusi 4.0 Untuk Perubahan Pendidikan
Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat menggelar Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-56 di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam, Rabu (22/12).
Asisten III Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Andri Yulika, SH. M.Hum menyebutkan, di era revolusi industri 4.0 atau era Internet of Thing (IOT), manusia dituntut untuk menjadi pribadi sedia setiap saat, realtime, on-demand dan terbuka.
"Perlu menjadi kesadaran bersama, bahwa saat ini kita hidup di era disrupsi, era transisi yang mengubah lanskap kehidupan manusia," sebutnya.
Dikatakan, kita diharapkan untuk siap memenangi persaingan global dan harus selalu mengembangkan ilmu pengetahuan untuk bersiap menghadapi tantangan besar yang akan terjadi di era revolusi industri 4.0 saat ini.
Rektor ISI, Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS dalam sambutannya menyampaikan, perlu disikapi dan penyesuaian dalam mengikuti perubahan.
"ISI 56 tahun yang lalu, dalam serba keterbatasan fasilitas, tapi kerja keras tanpa pamrih dari para pendahulu kita, ISI kini telah berkembang maju. Kini dengan potensi yang dimiliki, baik alumni maupun civitas akademika, ISI hadir dengan fasilitas yang memadai. Kampus biru yang siap bersaing, baik nasional maupun internasional," ungkapnya.
Ditambahkannya, guna menerapkan Kampus Merdeka-merdeka Belajar, ISI terus tumbuh dan berkembang. “Beberapa hal telah kita upayakan. Di antaranya, kita telah tergabung dalam penerimaan mahasiswa baru secara Nasional. Semua program studi kita telah terakreditasi. Tahun ini, kita kembali menghadirkan dua program baru S1 dan dua program di pascasarjana,” sebutnya.
Peringatan Dies Natalis ke-56 tahun ini, katanya, bisa dijadikan sebagai evaluasi dan introspeksi atas apa yang telah dilakukan selama 56 tahun sebelumnya.
No comments