Kapolri Ancam Copot Personel yang Terlibat Politik Praktis di Pilkada
Kapolri Ancam Copot Personel yang Terlibat Politik Praktis di Pilkada.
JELAJAHNEWS.COM, - - -
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mengingatkan seluruh anggotanya untuk tidak bermain politik praktis.
Peringatan
ini disampaikan terkait tahapan kampanye Pilkada 2020, di mana para
peserta pemilu akan berusaha memikat pemilih agar memilih mereka pada
hari pemungutan suara 9 Desember 2020.
Idham menegaskan tugas
Polri hanya mengamankan jalannya tahapan pilkada. Dengan demikian,
anggota tidak boleh berupaya mendukung pasangan calon tertentu yang
sifatnya memperlihakan Polri tidak netral.
"Kalau ada yang
melanggar perintah saya maka saya akan copot dan proses melalui propam
baik disiplin ataupun kode etik," kata Idham dalam keterangannya, Ahad,
27 September 2020.
Soal protokol kesehatan, Polri juga tegas
kepada anggota yang melakukan pelanggaran. Mabes Polri sebelumnya
mencopot Kapolsek Tegal Selatan Joeharno terkait acara dangdutan Wakil
Ketua DPRD Tegal Wasmad Edi Susilo di Lapangan Tegal Selatan pada Rabu
malam, 23 September 2020 yang viral dimedia sosial.
Kadiv Humas
Polri Irjen Argo Yuwono menegaskan, Kapolsek Tegal Selatan Joeharno
sudah dinonaktifkan dari jabatannya untuk menjalani proses pemeriksaan
internal.
“Kapolsek sudah diserahterimakan dan kapolseknya diperiksa oleh Propam,” kata Argo dalam keteranganya, Sabtu, 26 September 2020.
Argo
mengatakan, Polri juga tengah melakukan pendalaman berdasarkan LP
bernomor LP/A/91 / IX/2020/Jateng /Res Tegal Kota tertanggal 25
September 2020 atas dugaan pelanggaran pasal 93 UU No 6/2018 Tentang
Kekarantinaan Kesehatan dan pasal 216 KUHP karena menyelenggarakan acara
dangdut yang menimbulkan kerumunan massa.
Acara tersebut
memungkinkan menimbulkan percepatan penyebaran Covid-19 atau cluster
baru penularan. Beberapa barang bukti juga turut diamankan.
“Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi dan terlapor Wasmad Edi Susilo (Wakil Ketua DPRD Tegal),” ujar Argo.
Video
dangdut itu akhirnya viral di sosial media. Banyak pihak menyayangkan
lantaran masih ada pejabat publik yang tidak memberikan contoh baik
kepada masyarakat guna menghindari penularan Covid-19 untuk tidak
berkerumun.
(Republika)
No comments